"Umat Islam di Madinah waktu itu peminum, minumnya kalau di sana waktu itu bukan botolan, tetapi ber-qirbah-qirbah. Qirbah itu kulit unta yang dijadikan tempat minuman, kalau kita di sini gentong. Jadi, minumnya di sana waktu itu bukan berbotol-botol tapi bergentong-gentong," ungkap Wapres.
Namun, ketika umat Islam di Madinah diminta berhenti dari kebiasaan buruk tersebut, mereka langsung menghentikannya. "Bayangkan, dan mereka penjudi banyak. Tetapi ketika dikatakan, apakah kalian mau berhenti? Apa kata mereka, kami berhenti. Langsung berhenti itu khamr (minuman yang mengandung alkohol) dibuang sampai selokan-selokan di Madinah itu penuh oleh khamr. Apa kalian mau berhenti? Langsung berhenti," katanya.
Wapres menegaskan pentingnya edukasi intensif untuk memberantas judi di tanah air. Peran MUI, katanya, sangat dibutuhkan untuk melindungi dan menjaga umat agar terhindar dari ajaran-ajaran yang menyimpang.
"Bahkan (di sini) sudah ada di satgas juga masih belum berhenti juga, kenapa? Karena ketika dipanggil itu tidak menyahut karena ada sifatnya yang buruk. Maka perlu ada edukasi yang secara terus menerus," kata Wapres.
Dengan adanya peran aktif dari MUI, Wapres berharap bahaya narkoba dan judi daring dapat diatasi, serta umat dapat terlindungi dari dampak negatifnya.