"Hampir seluruh dunia sekarang mengalami pemanasan global yang luar biasa. Bahkan, BMKG memperkirakan pada 2050, ancaman iklim akan mengakibatkan tanaman bermasalah dan terjadi kerusakan tanaman di seluruh dunia. Atas ancaman tersebut, dunia telah sepakat mengusulkan salah satu pohon yang dianggap menjadi solusi, yaitu mangrove," kata Bahtiar.
Melalui gerakan ini, Sulawesi Barat diharapkan dapat memanfaatkan potensi 8.000 hektare hutan mangrove yang ada dan terus memperluasnya, sebagai bagian dari upaya menyelamatkan dunia dari ancaman bencana. Bahtiar menekankan pentingnya melakukan penanaman mangrove secara konsisten dan berkelanjutan.
"Inilah wujud konkrit kecintaan kita pada Sulawesi Barat, pada bangsa ini, dan kecintaan kita pada alam semesta," ungkap Bahtiar. (*)