"Penguatan keamanan siber menjadi sangat penting untuk mencegah serangan terhadap data pemilih atau situs resmi terkait Pilkada," ujar Anhar.
Ia juga menekankan perlunya kewaspadaan terhadap penyebaran disinformasi dan hoaks yang bisa merusak opini publik serta kredibilitas pemilu.
Selain itu, Anhar mengingatkan agar masyarakat diedukasi untuk mengenali hoaks dan meningkatkan literasi digital. Menurutnya, media sosial kerap dimanfaatkan untuk menyebarkan kampanye hitam yang berpotensi mencederai proses demokrasi.
"Kerja sama semua pihak, termasuk kepolisian, pemerintah, dan masyarakat, sangat penting untuk menjaga kelancaran Pilkada," tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga keamanan data pribadi pemilih, mengingat potensi penyalahgunaan data untuk kepentingan politik yang manipulatif.
"Deteksi dini terhadap provokasi dan manipulasi opini melalui bot atau akun palsu menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh Humas kepolisian," tegasnya. (*)