“Bahkan ketika akan mengambil Freeport, banyak yang membisikkan kepada saya untuk berhati-hati. Mereka mengatakan, Papua bisa lepas atau saya bisa digulingkan. Jadi, hilirisasi bukanlah proses yang mudah,” kata Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan bahwa Freeport telah beroperasi selama 55 tahun tanpa membangun smelter, meskipun tembaga dan emas yang dihasilkan memiliki nilai yang sangat tinggi. “Di sana bukan hanya ada tembaga, tetapi juga emas, yang nilainya lebih tinggi,” ujarnya.
Dengan pembangunan smelter di Gresik, Jokowi berharap dapat menghitung potensi emas yang hilang dari Indonesia selama ini. “Perkiraan saya, mungkin 40 sampai 50 ton per tahun. Ini baru perkiraan, belum pasti,” jelasnya.
Presiden Jokowi berharap bahwa langkah ini akan memungkinkan Indonesia untuk memaksimalkan potensi sumber daya alamnya dan mengurangi ketergantungan pada pihak asing. (*)