Pemetaan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memitigasi dampak gempa dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. Mengingat Indonesia berada di pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, risiko gempa tinggi, sehingga mitigasi berkelanjutan sangat penting.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Bandung pada Rabu (18/9/2024) dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebutkan bahwa gempa tersebut tidak berasal dari Sesar Garsela atau Sesar Lembang, melainkan dari sesar yang baru teridentifikasi. (*)