"Terus terang kita di Sulbar merupakan APBD paling terkecil seluruh Indonesia. Kita tahu tingkat kemiskinan juga sangat tinggi, tambah lagi medannya berat hampir 70 persen pegunungan," ucap Bahtiar.
Makanya, bantuan ini mungkin belum banyak, sehingga diharap bantuan dari pusat untuk memberikan perhatian khusus ke Sulbar.
"Kami mau berusaha tapi anggaran terbatas, tidak ada juga sumber pendapatan tambahan alternatif. Disini tidak ada industri hingga pertambangan, makanya kami mohon atas nama Pemprov ada bantuan dari pusat, apalagi sudah ada Kementerian Perumahan Kemukiman," ungkapnya.
Selain itu, masyarakat juga butuh bantuan peningkatan produksi pertanian maupun sektor peternakan.
"Hampir bantuan tidak ada masuk, padahal tanahnya bagis bisa tumbuh coklat, durian, sayur-sayuran, hingga beternak. Jadi mohon bantuan dari pusat, kami siap mendukung swasembada pangan," tandasnya.
Menurutnya pada tahun 2025 pemerintah pusah kembali akan mencairkan anggaran perbaikan rumah pasca bencana di Sulbar. Pencairan ini setelah dirinya bertemu dengan kepala BNPB beberapa waktu lalu di Jakarta. (*)