SULBAR.FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Wahana Muda Indonesia (WMI) mengutuk keras aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh puluhan oknum anggota Polda Sulawesi Barat terhadap seorang kader dan aktivis WMI. Insiden ini dinilai mencoreng citra kepolisian, terlebih karena melibatkan masalah etika.
Ketua Umum WMI, Handriansyah, menyatakan bahwa pengeroyokan oleh puluhan oknum polisi tersebut telah mencederai rasa kemanusiaan dan merusak reputasi Polri. “Tindakan ini tidak hanya mencoreng nama baik institusi Polri, tetapi juga mencederai nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi,” ungkap Handriansyah dalam keterangannya, Jumat (3/1/2025).
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu malam (1/1/2025) di Asrama Putri Ikatan Pelajar Mahasiswa Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, ketika seorang aktivis WMI bernama Ramli menjadi korban pengeroyokan. Insiden bermula ketika dua anggota polisi, Bripda Muh Sandy dan Bripda Ilham, ditegur oleh pemilik asrama karena mengunjungi pacarnya pada malam hari. Namun, teguran tersebut tidak diterima dengan baik, yang akhirnya memicu permasalahan lebih lanjut.
Setelah pemilik kost meminta bantuan kepada pengurus Ikatan Pelajar Mahasiswa (IPM) Mamuju Tengah untuk menegur oknum polisi, sekitar 50 orang yang diduga berasal dari Samapta Polda Sulbar datang dan melakukan serangan brutal. Tidak hanya menyerang mahasiswa, tetapi pemilik rumah serta warga sekitar yang berada di lokasi juga turut menjadi korban. Bahkan, motor yang terparkir di lokasi kejadian turut rusak akibat amukan massa.