Dalam forum tersebut, ditekankan bahwa sasaran penerima manfaat MBG di Sulbar mencakup siswa sekolah umum (negeri dan swasta), santri madrasah/pesantren, serta kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Pada hari kedua, diskusi teknis berlangsung bersama OPD terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Biro Ekbang, serta Dinas PMD. Forum ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Desa, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta BGN sendiri.
Tema diskusi menitikberatkan pada pentingnya membangun rantai pasok pangan lokal yang bergizi, stabil, dan memberdayakan. Model distribusi yang melibatkan koperasi desa, BUMDes, serta pelaku usaha lokal dinilai menjadi kunci keberhasilan program secara berkelanjutan.
Staf Khusus Presiden, Brigjen Ferdi, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan pesan strategis dari Presiden Prabowo Subianto bahwa Program MBG harus dilihat sebagai komitmen nasional untuk menjangkau lebih dari 97,5 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
“Program ini bukan hanya soal gizi, tetapi juga tentang keadilan sosial dan pembangunan ekonomi dari bawah. Di Sulbar, kami harap program ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi 1% per tahun, hingga mencapai 7% pada 2029,” ujarnya. Tenaga Ahli Gubernur Bidang Kerja Sama Antar Lembaga, Hajrul Malik, menyampaikan, dengan pendekatan kolaboratif dan berbasis kearifan lokal, Sulbar sangat potensial menjadi model nasional pelaksanaan program MBG, ucapnya. (Rls)