Sulbar Targetkan Penurunan Kemiskinan, 24.000 Hektar Lahan Transmigrasi Siap Digarap

  • Bagikan
Gubernur Sulbar, Suhardi Duka

FAJAR.CO.ID, MAMUJU – Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK) menyebut Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 146, angka ini jauh di atas rata-rata nasional, mencerminkan tingkat kesejahteraan petani yang cukup baik, dan tingginya NTP banyak ditopang sektor pertanian di kawasan transmigrasi.

Hal itu Ia sampaikan Suhardi Duka saat Rapat Koordinasi Tematik Ketransmigrasian 2025 bersama Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara di Ballroom Maleo, Mamuju. Jumat 18 Juli 2025.

“Yang menggembirakan di Sulawesi Barat NTP petani itu 146 yang jauh di atas NTP nasional. Jadi kalau sesungguhnya lihat petani di Sulawesi Barat itu cukup sejahtera dengan NTP 146, tapi itu ditopang oleh petani pekebun, utamanya di sektor sawit,” kata Suhardi Duka.

Perkebunan sawit di Sulbar banyak berada di Mamuju Tengah dan Pasangkayu, dua daerah ini merupakan sentra transmigrasi.

“Pak Menteri tadi sempat wawancara dengan salah satu penghuni transmigrasi yang telah bermukim di Kabupaten Mamuju Tengah, dia sudah haji, dan sudah bisa mendapatkan 15 juta per bulan.
Saya kira ini wujud bahwa kesejahteraan petani treansmigrasi di Sulawesi barat cukup baik,” tutur Suhardi Duka.

Menurut SDK, keberhasilan sekaligus menunjukkan bahwa transmigrasi berdampak besar terhadap ekonomi warga. Dengan demikian, Suhardi Duka yakin transmigrasi bisa jadi jalan keluar dari kemiskinan yang masih membayangi Sulbar.

Saat ini, angka kemiskinan di Sulbar Kata SDK masih di atas 10 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Meski begitu, ia mengungkap, partisipasi masyarakat lokal dalam program transmigrasi sejak dimulai pada tahun 1981 masih sangat kecil. Sebagian besar peserta berasal dari luar Sulbar.

“Pola transmigrasi yang lalu 80 perse itu adalah Jawa, Bali, Lombok, dan Sunda. 20 persen adalah APBDT. APBDT ini meliputi orang-orang yang berada di Sulawesi Selatan jadi kita kebagian di daerah asal itu paling kebagian 10–20 kk, karena APBDT nya diambil dari Makassar, Bone di Sulawesi Selatan, sehingga itu, kesempatan kami untuk ikut transmigrasi di masa yang lalu itu sangat sangat kecil,” ungkapnya.

  • Bagikan